74 Tahun Indonesia Merdeka, 14 Anak Di Tangerang Terancam Tidak Bisa Bersekolah

74 Tahun Indonesia Merdeka, 14 Anak Di Tangerang Terancam Tidak Bisa Bersekolah

KP3B – Disaat Bangsa Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan yang ke 74 Tahun, sebanyak 14 Anak di Tangerang (12 Anak Warga Kecamatan Pasar Kemis Kabupaten Tangerang dan 2 Anak Warga Kecamatan Periuk Kota Tangerang) belum merasakan makna dari Kemerdekaan itu sendiri, 14 Anak Warga Tangerang terancam tidak bisa Bersekolah, padahal sebelumnya Mereka dijanjikan bisa Bersekolah di SMAN 24 Kabupaten Tangerang, sudah 1 bulan 14 Anak itu hanya bisa mengurung diri dirumah masing-masing.

Para Anak tersebut mengaku selama ini belum bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA karena tidak diterima di sekolah negeri yang dekat dengan tempat tinggalnya. Sementara jika melanjutkan ke sekolah swasta terbentur dengan kemampuan ekonomi keluarga.

“Selama ini saya diem aja di rumah gak sekolah. Sebab kalau masuk sekolah swasta keluarga saya gak mampu. Apalagi bapak saya saat ini sedang dirawat di rumah sakit,” kata Sisca Destriana Fitri yang merupakan siswi lulusan dari SMP 1 Pasar Kemis Kabupaten Tangerang.

Ia mengaku mendatangi kantor inspektorat Banten untuk meminta kepastian dan mengadukan persoalan tersebut karena ia tetap berupaya agar bisa masuk ke sekolah SMAN 24 karena lokasi sekolah tersebut jaraknya hanya sekitar 1,5 kilometer.

Senada diungkapkan oleh Muhamad Dzikri Firmansyah yang juga sama sebelumnya mendaftar di SMAN 24 Tangerang tetapi gagal diterima. Siswa lulusan SMP 3 Pasar Kemis Kabupaten Tangerang ini mengaku sudah lebih dari satu bulan tidak bersekolah, yakni semenjak efektif mulai jadwal masuk sekolah pertengahan Juli lalu.

“Kecewa. Sedih juga, lihat teman-teman sudah pakai seragam SMA, berangkat pagi ke sekolah, pulang selepas dzuhur. Kalau saya hanya di rumah saja, mau melanjutkan ke swasta bayarnya mahal. Sedangkan orang tua saya hanya buruh biasa,” kata Dzikri.

Menuntut atas ketidakberesan proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMAN 24, akhirnya ditemani beberapa Orang Tua, Mereka akhirnya mengadukan ke Inspektorat Provinsi Banten, Senin (19/08/2019).

Salah seorang Orang Tua, Meri Adha yang mewakili rombongan saat ditemui usai membuat laporan di Unit Pengaduan Inspektorat Banten, menceritakan pada saat pendaftaran resmi ada 1.039 Calon Siswa, setelah dilakukan verifikasi yang dinyatakan lolos sebanyak 396 Siswa atau 11 rombel (kelas).

Meri mengatakan, dirinya bersama 89 Orang Tua lain keberatan dengan hasil verifikasi yang dilakukan oleh Panitia PPDB SMAN 24 Kabupaten Tangerang, karena dianggap tidak masuk zonasi, padahal jarak dari rumah ke sekolah hanya berkisar 1,5 sampai 2 Km saja. Saya sendiri jarak dari rumah kesekolah hanya berjarak 1,3 km.

Setelah melalui musyawarah maka disepakati 18 Anak Tereleminir, hanya 72 Anak yang bisa Bersekolah, Pihak Sekolah menjanjikan kepada 72 Orang Tua, kalau nanti Anak Kami bisa bersekolah, Kami dijanjikan akan dibuatkan 2 rombel (kelas) dan perjanjian itu disepakati diatas materai ujar Meri.

Namun pada prosesnya pada tanggal 15 Juli lalu, dimana siswa sekolah memulai kegiatan belajar mengajarnya dari puluhan siswa yang telah disepakati untuk penambahan rombel, para siswa yang berkasnya sudah diserahkan kembali tidak bisa masuk, dengan alasan harus nunggu rekomendasi inspektorat.

As orang tua anak yang ikut dalam rombongan mengatakan salah anaknya sedang bersekolah di SMAN 24 Kabupaten Tangerang, mempunyai prestasi dibidang olahraga Taekwondo, Saya mencoba untuk bertemu dengan Kepala Sekolah meminta kemudahan agar anak saya yang bungsu bisa bersekolah, tapi selalu tidak bertemu karena Kepala Sekolah selalu tidak ada ditempat.

Ditempat yang sama, salah seorang Komite Sekolah SMA 24 Kabupaten Tangerang, Fahrudin mengungkapkan, sebagai komite dirinya hanya memberikan suport kepada 14 siswa siswi yang tidak lolos masuk sekolah tersebut.

“Mereka datang kerumah saya. Mereka mengatakan, pengen masuk sekolah tapi tidak bisa. Saya sebagai salah satu komite sekolah posisinya netral. Tidak mendukung kesana kemari. Hanya saja pada saat rapat Senin sebelum pengumuman pada hari Rabu, ada pengakuan dari Pak Haji Endang Waryo kalau yang 15 lolos itu telah diverifikasi oleh dia (Endang Waryo),” katanya.

“Katanya ada titipan dari DPD, Anggota Dewan. Saya juga sempat menanyakan, harusnya yang jadi prioritas mereka, sesuai kesepakatan dengan pihak sekolah. Pak Endang Wario yang bertanggung jawab. Saya juga menyampaikan bahwa siswa siswi SMP yang akan ke sekolah SMA 24 Itu jumlahnya bukan 72, melainkan 156 orang,” sambung Fachrudin.

Fachrudin menyesalkan disaat Bangsa Indonesia sedang merayakan Hari Kemerdekaan yang ke 74 Tahun, ternyata masih ada Anak-anak yang belum merasakan Kemerdekaan itu sendiri.

Fachrudin juga mempertanyakan Janji Kampanye Sekolah Gratis Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, karena Faktanya hingga hari ini 14 Anak ini Belum Bersekolah.

Lukman Kepala KCD Kabupaten Tangerang, hingga berita ini diturunkan tidak mengangkat Telpon dari Wartawan. Rudi Prihadi Kepala Bidang SMA Dindikbud Banten juga tidak membalas WA yang dikirimkan.

Penulis : Adityawarman

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *