Serang – Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, Kabupaten Serang membutuhkan konsep pengembangan kawasan berbasis ruang yang didesain secara komprehensiif untuk pertumbuhan dengan pemerataan ekonomi khususnya di wilayah perdesaan. Hal itu mengingat, kata dia, Kabupaten Serang terdiri dari 29 kecamatan dan 326 desa, dimana 77,9 persen desa di Kabupaten Serang termasuk kategori pedesaan. Sedangkan 22,1 persen desa di Kabupaten Serang termasuk kategori perkotaan.
“Prioritas pembangunan pada wilayah pedesaan sejalan dengan agenda prioritas pembangunan (Nawacita) Pemerintah yang terdapat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu membangun Indonesia dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia,” kata Andika saat membacakan Pidato Gubernur Banten dalam rapat paripurna DPRD Kabupaten Serang dengan agenda HUT ke 439 Kabupaten Serang di gedung DPRD Kabupaten Serang, Senin (8/10).
Dalam rapat yang dipimpin Ketua DPRD Kabupaten Serang Bahrul Ulum dan dihadiri Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah dan Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa itu, Andika mengatakan, pertumbuhan ekonomi di wilayah pedesaan perlu ditingkatkan melalui upaya pembangunan industri desa berbasis budaya dan pemberdayaan masyarakat.
Andika memaparkan, industrialisasi desa merupakan cerminan bagaimana pengelolaan sumber daya di wilayah perdesaan dengan mengedepankan prinsip industri berbasis budaya, peningkatan peranan strategis industri kecil, industri berbasis modal sosial, agroindustri, dan bio-industri. Termasuk juga, lanjutnya, pemanfaatan teknologi informasi bagi masyarakat desa sebagai instrumen dalam rantai pasok di era ekonomi digital.
“Industrialisasi desa diharapkan mampu menyelaraskan program pembangunan dan kerjasama antar desa dari daerah kabupaten yang berbeda di Provinsi Banten,” ujarnya.
Pariwisata
Lebih lanjut Andika mengingatkan agar Pemkab Serang tetap menjaga sinergitas dan keselarasan sistem kepariwisataan di Kawasan Peninggalan Kesultanan Banten meski sebagian besar kawasan tersebut secara administrasi masuk ke wilayah Kota Serang. Sinergi dimaksud, kata Andika, diharapkan dapat meningkatkan destinasi wisata unggulan di Provinsi Banten.
Selain itu, Andika menambahkan, pengembangan wisata religi Syekh Nawawi Al Bantani di Tanara terintegrasi dengan Kawasan Kesultanan Banten dalam rangka meningkatkan destinasi unggul wisata religi di Provinsi Banten. “Pada sektor wisata bahari, Pemerintah Provinsi Banten mendukung penyelenggaraan event Anyer Krakatau Culture Festival. Event tersebut diharapkan dapat terus mempromosikan Sapta Pesona Kawasan Wisata Anyer sebagai destinasi wisata unggulan,” imbuhnya.
Pasca bencana tsunami Selat Sunda pada Desember tahun 2018, kata Andika, geliat pariwisata Kawasan Anyer berangsurangsur pulih sebagaimana diharapkan bersama. Untuk itu Andika mengajak seluruh stakeholder bidang pariwisata bersama-sama Pemerintah Daerah Kabupaten Serang untuk senantiasa meningkatkan berkontribusi terhadap pemulihan sektor pariwisata pascabencana tsunami Selat Sunda.
“Sektor pariwisata di Provinsi Banten sangat potensial, kita harus membenahi daya dukung pariwisata di kawasan terdampak bencana khususnya pada aspek atraksi, amenitas dan aksesibilitas melalui penunjang infrastruktur pariwisata secara menyeluruh dengan pengelolaan secara baik oleh stakeholder yang melibatkan masyarakat sekitar,’ ujarnya.
Editor : Adityawarman