Serang – Rumah pintar Yatim dan Dhuafa (RPYD) Al Ikhlas mengadakan santunan tas ransel dalam rangka memperingati maulid Nabi Muhammad, dengan mengangkat tema “Jadikan semangat maulid untuk berbagi kepada sesama wujud kepedulian sosial berdasarkan sunah Rasulullah Saw”, diselenggarakan di gedung DPRD provinsi Banten. Minggu (24/11/2019).
Acara ini dimeriahkan oleh nasyid Alfaro Acapella, marawis Insan Azkia, dan beberapa penampilan anak-anak binaan Rumah Pintar Yatim dan Dhuafa Al Ikhlas.
Ketua pelaksana santunan Muhammad Ridwan mengatakan, jumlah peserta anak yatim dan dhuafa sekitar 120 anak, 60 anak merupakan anak binaan Rumah Pintar Yatim dan Dhuafa sendiri sisanya anak yatim dan dhuafa dari daerah sekitar rumah pintar.
“Seperti sekitar taman Banten Lestari, Lebak Silih, Gempol dan dari saleh Idris center. Dana untuk kegiatan berasal dari para donatur sepeti Dompet Dhuafa Banten, Gerakan Mahasiswa Peduli, dan Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam angkatan ke 6,” katanya kepada Kabar Banten.
Ridwan mengucapkan, dengan diadakan santunan tas ransel anak-anak agar lebih semangat kembali untuk belajar dan pergi ke sekolah dengan tas baru.
“Program kedepan rumah pintar yatim dan dhuafa Al-Ikhlas akan mengadakan program beasiswa full funded untuk anak anak yatim yang insya Allah akan mulai di Galang di tahun 2020, juga beasiswa untuk pesantren Tahfidz dengan tujuan agar rumah pintar Yatim dan Dhuafa Al Ikhlas dapat menghasilkan anak anak yatim dan dhuafa yang hafal Alquran,” ucapnya.
Dilokasi yang sama, Pembina RPYD Al-ikhlas Manfa Lutfhi mengungkapkan, dengan diadakannya santunan bersama anak yatim dan dhuafa pada bulan kelahiran Nabi Muhammad agar menjadi pengingat untuk seluruhnya.
“Nabi Muhammad itu terlahir secara Yatim, dan iapun mengibaratkan dalam haditsnya bahwa apabila kita semua senantias merawat anak yatim dan dhuafa, maka kelak nanti di akhirat akan dekat dengan sang Nabi Muhammad seperti dekatnya jari telunjuk dan jari tengah,” ujarnya.
Lutfi berharap, kedepannya dapat terbagi berbagi bersama kebahagiaan bersama anak yatim dhuafa. Karena, ia percaya harta yang dimilikinya sebagian ialah bukan miliknya, tapi ada hak milik orang yang kurang mampu, seperti yatim dan dhuafa.
“Saya selalu percaya apabila kita berbagi itu bukan mengurangi harta kekayaan kita, tapi justru bertambah, memang logisnya berkurang, tapi padahal akan bertambah kedepannya, walaupun akan dibalas pada dimensi yang berbeda,” tuturnya. (AMD)