Elite Parpol Membelot Dukungan Pada Pilkada, Ini Kata Pengamat Politik

Elite Parpol Membelot Dukungan Pada Pilkada, Ini Kata Pengamat Politik

Beberapa fungsionaris dan kader Partai Politi Politik pengusung Petahana Membelot Mendukung Paslon Nasrul Ulum – Eki Baihaki.

Serang – Pengamat politik Gandung Ismanto menilai pembelotan elite Partai Politik (Parpol) secara empiris bukan fenomena baru, dan tentu sangat beragam latar belakangnya, mulai dari alasan hubungan personal dan emosional, kepentingan politik yang tak terakomodasi, hingga perbedaan pandangan politik.

Saya kira salah satu atau lebih dari latar belakang itu pasti juga mendasari pembelotan yang terjadi di Pilkada saat ini. Secara etika organisasi, pembelotan oleh kader partai memang salah dan tentu sangat wajar bila partai bersikap tegas dengan memberikan sanksi. Namun demikian, perbedaan sikap dan pendapat dalam bentuk pembelotan bagaimanapun harus dihargai sebagai hak politik yang dijamin kebebasannya oleh Undang-Undang. Kata Gandung kepada Reportase Banten, Jum’at (11/9/2020).

Gandung yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Panwas Pilkada Banten tahun 2006 menilai pembelotan elite parpol pada pilkada harus dipandang sebagai sesuatu yang lumrah atau normal saja dalam alam demokrasi kita yang sangat liberal seperti saat ini. Perbedaan sikap politik juga adalah sesuatu yang alamiah dan pasti terjadi, apalagi di tengah anomaly demokrasi kita seperti saat ini.

Pada satu sisi sistem demokrasi kita sangat liberal, namun di sisi lain justru hadir praktik oligarki yang sangat kuat dalam tubuh partai-partai politik. Pada titik inilah potensi friksi sangat mungkin terjadi, apalagi di tengah-tengahnya praksis politik kita sangat kuat dibentuk oleh pola-pola hubungan interpersonal, emosional, kultural, serta pragmatism yang sangat kental. Justru publik harus mulai belajar menelisik secara mendalam alasan-alasan pembelotan yang dilakukan sejumlah elite tersebut guna memperoleh informasi yang proporsional dan berimbang yang dapat dijadikan referensi dalam menentukan sikap politiknya. Ujar Gandung

Media massa pun harus membuka diri untuk mempublikasi alasan-alasan pembelotan tersebut, sehingga demokrasi menjadi lebih fair dan seimbang, publik dapat memperoleh informasi yang berimbang dan ini tentu sehat buat demokrasi local kita. Tegas Gandung.

Berdasarkan penelusuran Redaksi, elite Parpol yang membelot mendukung Paslon yang tidak di usung partainya pada Pilkada serentak 2020 di antaranya, pada Pilkada Kabupaten Serang elite parpol yang mendukung paslon Nasrul Ulum – Eki Baihaki ; Tuty Alawiyah dan H. Daelami (DPD II Partai Golkar Kabupaten Serang), Yayan Sofyan (DPD Partai Nasdem Kabupaten Serang), Fajar Kharisma (DPC PPP Kabupaten Serang). Elit Partai DPC Demokrat Kabupaten Serang yang mendukung Paslon Ratu Tatu Chasanah – Pandji Tirtayasa yaitu ; Wahyu Megahita, Ricki Fahrizal, Faikoh mantan, Berry Wahyu Mispriadi, dan Ahmad Humaedi (DPC Partai Demokrat Kabupaten Serang). Pilkada Kota Cilegon, Haji Sahruji dan Sam’un (DPD II Partai Golkar Kota Cilegon) mendukung Paslon Haji Iye – Awab. Rosyid Haerudin dan Ubaidillah (DPD PAN Kota Cilegon) mendukung Paslon Ratu Ati Marliati – Sokhidin. (Red)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *