Minta Maaf Atas Twittnya, Said Didu Datangi Kantor GP Ansor

Minta Maaf Atas Twittnya, Said Didu Datangi Kantor GP Ansor

M. Said Didu Bersama pengurus DPP GP Ansor usai menyampaikan permintaan maaf. Foto akun twitter @DonAdam68

Mantan Sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu, mendatangi Kantor DPP GP Ansor di Jakarta. Ia menyampaikan permintaan maaf atas tulisan dalam akun twitternya.

Said Didu ditemani oleh Ketua Umum Majelis Prodem Iwan Sumule, Aktivis Prodem Adamsyah Wahab dan politisi Demokrat Tope Rendusara.

Dalam video yang diunggah akun instagram Tommy Setiotomo, dan disiarkan kanal KompasTV, Kamis (31/12/2020), tampak Said Didu disambut sejumlah pengurus DPP GP Ansor.

Said Didu datang untuk menyampaikan permintaan maaf terkait tulisan di akun twitternya yang dianggap menghina Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama.

Rabu lalu Said Didu dilaporkan ke Bareskrim Polri, atas dugaan menyerang presiden dan menteri agama dengan ujaran kebencian dan penghinaan lewat akun twitternya.

Ketua Pimpinan Anak Cabang Ansor Jagakarsa, Wawan melaporkan ke Bareskrim Polri menganggap Said Didu nyamenyebarkan ujaran kebencian dan menghina Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama lewat tulisan di akun twitternya.

Wawan menyebut tulisan Said Didu mengandung ujaran kebencian terkait SARA dan penghinaan terhadap pemerintah yang sah.

Ia mengaku menyesali apa yang telah lakukan. Meski Said Didu telah meminta maaf, proses hukum terhadap laporannya masih terus berjalan.

Cuitan Didu di twitter sebenarnya merespon komentar M Qodari atas penggantian Menteri Agama (Menag). Direktur Eksekutif Indobarometer ini menilai, Yaqut Cholil Quomas cocok jadi Menag, sebab punya sikap yang keras pada kelompok agama tertentu.

Merespon Qodari, Said Didu mencuit begini, “Terima kasih atas penjelasan Mas Qodari. Akhirnya kami tahu bahwa Bapak Presiden inginkan Menag untuk ‘menggebuk’ Islam. Sekali lagi terima kasih.”

Cuitan inilah yang dianggap bermasalah. Guntur Romli, tokoh muda NU mengatakan, Said Didu membawa-bawa nama M Qodari dengan seakan-akan mengutip pendapatnya. Padahal pendapat M Qodari dan Said Didu sangat berbeda.

“Bagi saya kalau Said Didu tidak bisa bedakan antara ‘kelompok Islam tertentu’ dengan ‘Islam’ maka dia bodoh mutlak. Tapi kalau dia bisa bedakan berarti sengaja mau menghasut dan memfitnah,” ujar Guntur.

Ia menambahkan, jelas beda sekali antara ‘kelompok Islam tertentu’ dengan ‘Islam’. Islam itu agama, kalau kelompok Islam tertentu’ misalnya ISIS, FPI, HTI.

“Apakah menolak ISIS, FPI, HTI sama dengan menolak ‘Islam’?. Jelas tidak! Kalau tidak bisa bedain ini maka bodoh mutlak,” ujarnya melalui akun @GunRomli.

Dia menambahkan, kalau pun Said Didu minta maaf, itu hanya ingin mengaburkan.

Hal senada dikemukakan cendekiawan muda Islam, Dr Nadirsyah Husein. “Masalahnya, Said Didu ini tak bisa bedakan antara “Islam” dengan “kelompok Islam”.

Akhirnya merasa “Islam” yang “digebuk”, padahal yg dibahas itu “kelompok Islam tertentu,” ujar Nadirsyah via akun @gus_nadirs.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *