Info Terbaru Dalam Pengobatan Konservatif Untuk Skoliosis Yang Diselenggarakan Oleh Ortholife X Spine Clinic Family Holistic

Info Terbaru Dalam Pengobatan Konservatif Untuk Skoliosis Yang Diselenggarakan Oleh Ortholife X Spine Clinic Family Holistic

Mr. Maksym Borysov, PT, CPO sedang menyampaikan materi. (Foto: Ist)

Jakarta – Dalam rangka memperluas kesadaran akan skoliosis dan pemahaman mengenai terapi skoliosis yang aman bagi masyarakat, Ortholife bekerja sama dengan Spine Clinic Family Holistic Jakarta menyelenggarakan ‘Seminar Skoliosis: Updates on Successful Conservative Treatment for Scoliosis.’ Sabtu (16/12).

Seminar dengan Narasumber utama, Mr. Maksym Borysov, PT, CPO yang merupakan seorang Instruktur Senior Schroth Best Practice (SBP) dan Brace GBW Designer International dari Jerman bersama dengan dokter penanggung jawab Spine Clinic Family Holistic Jakarta, dr. Juan Suseno, Sp. KFR.

dr. Juan Suseno, Sp. KFR, menjelaskan bahwa skoliosis merupakan kelainan tulang belakang tiga dimensional, dimana terjadi pembengkokan tulang ke samping dan juga memutar, yang biasanya terjadi pada masa pertumbuhan. Skoliosis dapat terjadi sejak lahir atau disebut kongenital, atau akibat trauma jatuh dan karena penyakit saraf tertentu. Tetapi pada umumnya yang terjadi adalah skoliosis idiopatik, yang belum diketahui pasti penyebabnya, namun biasanya ditemukan faktor keturunan cukup berperan. Namun kondisi skoliosis dapat diperberat dengan kebiasaan postur sehari-hari yang buruk.

Skoliosis dapat dengan cepat memburuk pada masa pertumbuhan. Tanda skoliosis yang perlu diwaspadai adalah bentuk punggung yang menonjol di satu sisi, tinggi bahu dan panggul yang tidak seimbang, jalan terlihat miring, dan sebagainya. Keluhan skoliosis yang mungkin ditemukan di antaranya seperti pegal, nyeri pinggang, bahu dan leher terasa kaku, hingga sesak saat aktivitas berat. Namun selain masalah kesehatan hal lain yang ditimbulkan skoliosis adalah masalah psikologis karena dapat membuat anak merasa minder dengan penampilan tubuhnya. Apalagi skoliosis lebih sering diderita anak perempuan, dimana penampilan fisik merupakan hal yang sangat diperhatikan kaum hawa.

Kondisi skoliosis masih dapat diatasi jika terapi dilakukan saat anak masih dalam masa pertumbuhan, apalagi jika skoliosis diketahui secara dini sehingga kurva skoliosis belum terlalu besar dan lebih mudah dikoreksi. Tingkat keparahan skoliosis biasanya dilihat melalui x-ray dan dibagi menjadi tiga yaitu:

  • Ringan            : 10-20 derajat
  • Sedang            : 20-40 derajat
  • Berat               : >40 derajat

Narasumber kedua, Mr. Maksym Borysov, menyampaikan tentang terapi konservatif pada skoliosis. Latihan Schroth merupakan terapi konservatif skoliosis dari Jerman yang telah diakui dan diterapkan di berbagai negara. Latihan ini bersifat spesifik terhadap skoliosis pasien karena gerakan yang diberikan ke pasien disesuaikan dengan kurva skoliosis yang dimiliki. Latihan ini bertujuan menguatkan otot-otot punggung, mengembalikan kesejajaran tulang, dan mengajarkan pasien untuk lebih menyadari posisi tubuhnya. Latihan Schroth bermanfaat bagi pasien usia anak hingga lansia.

Namun pada anak dengan skoliosis yang masih di usia pertumbuhan, mungkin diperlukan bantuan koreksi dengan menggunakan brace. Brace Gensingen (Brace GBW) merupakan brace skoliosis spesifik yang mengkoreksi skoliosis secara tiga dimensional. Koreksi dalam brace Gensingen ini mengadopsi koreksi yang terjadi pada tubuh saat melakukan latihan Schroth. Selain itu pembuatan brace Gensingen dilakukan secara modern dengan proses scanning 3D sehingga hasil yang dibuat akurat dan memberi koreksi maksimal, serta sangat nyaman bagi pasien karena tidak membutuhkan waktu lama.

Dengan kombinasi keduanya, hasil-hasil terapi pasien skoliosis sangat memuaskan baik dari segi kosmetik, perbaikan fungsional seperti mengurangi rasa sakit dan pegal, dan juga dapat mengurangi derajat kurva. Kedua terapi ini dapat dijumpai di klinik rekanan Ortholife seperti Spine Clinic Family Holistic yang bertempat di Jakarta, Bandung dan Tangerang. Layanan ini juga telah tersedia di beberapa kota lain seperti di Bogor Scoliosis Center dan Postur Clinic Surabaya. Metode latihan Schroth dan brace GBW telah diterapkan di Indonesia sejak tahun 2015 dan melayani lebih dari 2800 pasien di Indonesia.

Kami berharap edukasi ini akan bermanfaat bagi para penderita skoliosis dan keluarganya, serta bagi dokter atau tenaga medis lain yang ingin mendapatkan pengetahuan terkini mengenai terapi konservatif untuk skoliosis. Kesadaran, deteksi dinin dan penanganan dini merupakan kunci keberhasilan terapi skoliosis.

Salah satu orang tua pasien spine clinic, Alvita widyastuti mengatakan bahwa anaknya juga memiliki masalah skoliosis dengan derajat keparahan hampir 60 derajat. Anaknya menggunakan brace GBW sejak anaknya berusia 4 tahun dan sekarang usianya 8 tahun dan saat ini sudah terkoreksi cukup signifikan. Kondisi skoliosis anaknya saat ini tinggal sekitar 22 derajat keparahannya. Ia menyampaikan, bahwa sebelum menggunakan brace GBW. Sebelum menggunakan brace GBW, anaknya disarankan untuk operasi namun pihak orang tua tidak bersedia dan berikhtiar menggunakan brace GBW. Dan saat ini anaknya sudah terbiasa menggunakan brace tersebut dengan rata-rata penggunaan 16 – 20 jam perhari. Semoga semakin terkoreksi dengan baik lagi hingga benar-benar sembuh skoliosisnya.

Peserta Seminar berfoto bersama pembicara usai seminar.
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *