DP3AKKB Sebut Asupan Gizi Bagi Remaja Putri Berpotensi Ciptakan Generasi Emas

DP3AKKB Sebut Asupan Gizi Bagi Remaja Putri Berpotensi Ciptakan Generasi Emas

Kepala DP3AKKB Provinsi Banten, Sitti Ma’ani Nina. (Foto: Ist).

Serang – Dinas Pemberadayan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten menyebut asupan gizi yang baik bagi remaja putri berpotensi menciptakan generasi emas di tahun 2045. Salah satunya melakui program Genre dalam mewujudkan kekuarga berkualitas menuju Indonesia Emas 2045 yang telah digaungkan oleh Pemerintah Pusat.

Kepala DP3AKKB Provinsi Banten, Sitti Ma’ani Nina mengatakan, Genre merupakan salah satu program pemerintah dengan sasaran remaja berusia 10-24 tahun dan mahasiswa yang bekum menikah.

“Program Genre merupakan program yang dikembangkan dalam rangka menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi remaja melalui pemahaman tentang pendewasaan usia perkawinan. Sehingga mereja mampy melangsungkan jenjang pendidikan, berkarir dan menikah secara terencana,” kata Nina saat membuka kegiatan sosialisasi pembinaan remaja generasi berencana dan pentingnya bergizi bagi temaja putri di Aula DP3AKKB Provinsi Banten, KP3B, Curug, Kota Serang, Jumat (21/6).

Dalam rencana pernikahan, lanjut Nina, khusus bagi remaja putri juga harus memperhatikan siklus kesehatan reproduksi. Dimana, generasu yang berkarakter harus mengetahui, memahami dan berperilaku positif tentang kesehatan reproduksi dalam menyiapkan kehidupan berkeluarga dan meningkatkan kualitas generasi yang akan datang.

“Hal ini bisa dicapai lewat asuoan gizi yang baik. Jadi selain memperhatikan siklus reproduksi bagi remaja putri juga harus memperoleh gizi yang baik,” ucapnya.

Selain itu, Nina juga mengungkapkan, generasi muda baik putra dan putri juga harus menghindari pernikahan dini, seks pra nikaj dan penggunaan narkotika dan zat adiktif lainnya (napza). Hal ini agar remaja menjadi sehat, cerdas dan ceria sebagai bekal mengatungu lima masa transisi kehidupan.

Para Remaja Putri peserta seminar tampak antusias. (Foto: Ist).

“Lima masa transisi itu yakni, memotaktikan hidup sehat, melanjutkan sekokah, bekerja dan berkarya, menjadi anggita masyarakat, dan melalui kehidupan berkeluarga,” ungkapnya.

Menurut Nina, khusus bagi remaja putri pemberian tablet oenambah darah juga sangat berpotensi dalam menurunkan angka stunting.

“Tablet penambah darah ini untuk mencegah abemia atau kekurangan sel darah merah yang berdampak dalam keberlangsungan hidup ke depannya. Remaja genre juga harus turut mensuksekan 10 intervensi serentak pencegahan stunting yang sedang berjakan hingga akhir Juni ini,” ujarnya. (Adv)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *