Benarkah Predator Seks Yang Menerima Penghargaan Dalam Gerakan Pramuka Dari Kwarcab Tangsel Merupakan Guru SMKN?

Benarkah Predator Seks Yang Menerima Penghargaan Dalam Gerakan Pramuka Dari Kwarcab Tangsel Merupakan Guru SMKN?

Tangkapan layar postingan akun resmi Badan Eksekutif Tangsel Bersatu @be_tangselbersatu dan @official_tangselbersatu.

Serang – Badan Eksekutif (BE) Tangsel Bersatu yang merupakan Organisasi Komunitas dalam akun resmi Badan Eksekutif Tangsel Bersatu @be_tangselbersatu dan @official_tangselbersatu membuka tabir gelap pelaku predator seks yang mendapatkan penghargaan Pancawarsa III oleh Kwarcab Kota Tangerang Selatan (Tangsel) merupakan seorang Guru Matematika di SMKN 5 Tangsel.

Hal ini terungkap dalam postingan Instagram (IG) akun resmi Badan Eksekutif Tangsel Bersatu @be_tangselbersatu dan @official_tangselbersatu yang diposting pada Minggu (22/9) sore.

Postingan yang disertai gambar sebanyak 10 slide yang terdiri dari foto pelaku dan screenshoot percakapan ini telah mendapatkan ribuan like dan komentar.

BE Tangsel Bersatu dalam postingannya menulis Sekolah yang seharusnya menjadi tempat untuk menimbah ilmu, malah disalah gunakan oleh pelaku predator sex untuk mencari kesempatan melakukan pelecahan sexsual kepada siswanya.

Jangan berikan ruang gerak kepada pelaku pencabulan!! @smkn5ts @dikbudtangsel

Postingan ini disertai hastag #stoptawuran #Tangselbersatu #divisihumastb #divisiotomotiftb #divisieksekutiftb #divisisbotb #divisimusiktb #divisikreatiftb

Seorang Walimurid yang minta identitasnya tidak disebutkan mengaku khawatir kalau Oknum Guru ini masih mengajar dan tidak mendapatkan sangsi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten. “Meskipun Anak Saya tidak menjadi Korban pelecehan Seksual, namun apabila hal ini dibiarkan akan banyak anak yang menjadi korban,” ungkapnya ketika dihubungi melalui pesan WhatsApp, Minggu (22/9) siang.

Kata Anak Saya, infonya besok para Siswa SMKN 5 Tangsel akan melakukan aksi demonstrasi di Sekolah, tuturnya.

Postingan BE Tangsel Bersatu mendapatkan ribuan tanggapan, salah satunya dari akun @rizqishofie yang menuliskan Apa perlu para alumni kumpul buat ngusir tuh guru??

Komentar akun @rizqishofie pun mendapatkan banyak tanggapan dari Netizen.

Hingga berita ini diturunkan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten belum memberikan tanggapan resmi, pesan WhatsApp (WA) yang dikirimkan pada Minggu (22/9) malam kepada Kepala Dinas Tabrani pun belum dibalas meski bertanda centang dua, bahkan panggilan telpon WA pun tidak di angkat meski berstatus berdering.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *