Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam KKM 76 UNIBA melakukan upaya dalam meningkatkan daya saing dan pasar UMKM di Desa Muncung. (Foto: ist).
Tangerang – Program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 76 Universitas Bina Bangsa (Uniba) menjadi angin segar bagi para pelaku UMKM di Desa Muncung, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang. Melalui program ini, mahasiswa mengembangkan inovasi packaging kreatif yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk lokal di pasar yang semakin kompetitif.
Desa Muncung, memiliki banyak potensi UMKM di sektor makanan, kerajinan tangan, dan produk-produk lokal lainnya, yang dihadapkan pada tantangan besar dalam memperkenalkan produknya ke pasar yang lebih luas. Kurangnya inovasi dalam kemasan produk, yang sering kali membuat produk lokal sulit bersaing dengan produk dari daerah lain yang memiliki kemasan lebih modern dan menarik, hal tersebut menjadi salahsatu tantangan yang dihadapi pelaku usaha Desa Muncung.
Melalui program KKM 76 Uniba, mahasiswa tidak hanya membantu UMKM untuk berinovasi dalam desain kemasan, tetapi juga memberikan pendampingan terkait strategi pemasaran dan branding. “Kami melihat bahwa inovasi packaging bukan hanya soal tampilan, tetapi juga bagaimana kemasan bisa melindungi produk, mudah digunakan, dan ramah lingkungan,” ujar Nurul Aliah, salahsatu mahasiswa peserta KKM 76 Uniba dalam keterangan tulisnya.
Para mahasiswa melakukan riset mendalam tentang kebutuhan pasar dan tren kemasan saat ini. Hasilnya, mereka berhasil menciptakan beberapa desain kemasan yang inovatif dan sesuai dengan karakter produk UMKM di Desa Muncung.
Kemasan yang dikembangkan tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memperhatikan aspek fungsionalitas dan keberlanjutan lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan.
Idah Rosidah, pemilik usaha Keripik pisang, mengungkapkan bahwa inovasi kemasan ini sangat membantu dalam meningkatkan penjualan produknya. “Dulu, kemasan produk kami sangat sederhana dan kurang menarik. Sekarang dengan kemasan yang lebih menarik dan profesional, produk kami lebih diminati oleh konsumen, terutama dari luar daerah,” tuturnya.
Selain fokus pada inovasi packaging, program KKM 76 Uniba ini juga melibatkan pendampingan langsung kepada pelaku UMKM dalam hal pengelolaan bisnis, peningkatan kualitas produk, hingga digital marketing. Program ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat yang melihat pentingnya peningkatan daya saing UMKM untuk mendorong perekonomian lokal.
Kepala Desa Muncung, Agus Purwadi, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif mahasiswa Uniba. “Kami sangat berterima kasih atas kontribusi mahasiswa dalam pengembangan UMKM di desa kami. Inovasi packaging ini diharapkan bisa membuka peluang lebih besar bagi produk-produk lokal untuk bersaing di pasar yang lebih luas,” ujarnya.
Meski demikian, tantangan tetap ada. Beberapa pelaku UMKM masih menghadapi kendala dalam hal biaya untuk memproduksi kemasan baru ini. Namun, dengan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari mahasiswa hingga pemerintah daerah, hambatan ini diharapkan dapat diatasi secara bertahap.
Program KKM 76 Uniba ini juga diharapkan menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara akademisi dan masyarakat lokal dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi pengembangan ekonomi lokal, khususnya dalam sektor UMKM.
Melalui inovasi packaging kreatif ini, UMKM Desa Muncung kini memiliki kesempatan lebih besar untuk berkembang dan bersaing di pasar yang lebih luas.*