SMAN Metaverse, SMAN Terbuka, Sifat “Heueuh Bueuk” dan “Ngabuntut Bangkong”

SMAN Metaverse, SMAN Terbuka, Sifat “Heueuh Bueuk” dan “Ngabuntut Bangkong”

Oleh : H. Akhmad Jajuli

Lambannya perkembangan kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara kita antara lain disebabkan oleh banyaknya sifat dan sikap negatif para Pemimpin dan Rakyat kita (sebut saja sebagai Penyakit Sosial).

Dari sekian banyak sifat negatif dan sifat buruk itu antara lain sifat “HEUEUH BUEUK” (anggukan kepala seekor Burung Hantu).: di depan terlihat bersemangat, setuju, mengiyakan, namun di belakang ternyata bersikap tidak tulus, tidak konsisten dan tidak konsekuen. Orang Jawa biasa menyebutnya sebagai sikap “di depan manggut, manut tapi di belakang kentut”. Sifat buruk kedua adalah suka “NGABUNTUT BANGKONG” (layaknya seperti buntut Bangkong atau Katak). Saat masih kecebong terlihat ada buntutnya tapi semakin dewasa semakin menghilang yakni sikap tidak serius, tidak bersungguh-sungguh atas apa-apa yang telah dibicarakan, telah dibahas, telah disepakati dan telah direncanakan, namun TIDAK BERLANJUT. Tidak menghasilkan apa-apa alias Mangkrak.

Dua sifat negatif itulah yg nampaknya menjadi penyebab tidak jelasnya atau tidak berlanjutnya Rencana Pembentukan SMAN Metaverse yang kemudian diubah menjadi SMAN Terbuka sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 119 Tahun 2014. Setidaknya hingga hari kemarin, Selasa (19/07/2022), padahal KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di SMAN Se-Banten telah dimulai Senin kemarin, 18 Juli 2022.

Tujuan mulia dan Rencana dari Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar untuk menambah Daya Tampung SMAN di Banten, setidaknya di 14 SMAN yang telah ditunjuk, dan terutama bagi para Lulusan SLTP yang tidak tertampung di SMAN/SMKN pada Tahun Pelajaran 2022/2023 ini TIDAK TERCAPAI. Ujungnya hanya jadi sekadar lamunan dan angan-angan belaka.

Parahnya lagi atas kejadian pembatalan (cancelled) atau mungkin penundaan (delayed) Rencana Pembukaan SMAN Terbuka ini tidak ada penjelasan sama sekali, baik dari PJ Gubernur, dari PJ Sekda maupun dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten atau setidaknya dari Sekdis Dindikbud Provinsi Banten atau dari Kepala Bidang SMA Dindikbud Provinsi Banten.

Gagalnya realisasi Rencana SMAN Terbuka ini menjadi peringatan dini (early warning) bagi Pj Gubernur Banten dan Pj Sekda Banten dalam menjalankan Program-program Kerjanya ke depan. Apabila terulang (pada kasus-kasus lain) maka tentu akan menjadi “alarm negatif” bagi kelangsungan kepemimpinan Pj Gubernur Banten Al Muktabar.

Semoga “kasus” Rencana SMAN Terbuka ini menjadi kasus terakhir yang merugikan warga masyarakat Banten, yang hanya menjadi PHP “Pemberi Harapan Palsu” bagi para Orang Tua Murid yang putera/puterinya ingin bersekolah di SMAN yang ada di Provinsi Banten.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *