Provinsi Banten Paling Tidak Bahagia, Aktifis Mahasiswa Ciputat Sebut Pertentangan sikap Pemerintah

Provinsi Banten Paling Tidak Bahagia, Aktifis Mahasiswa Ciputat Sebut Pertentangan sikap Pemerintah

Resha Hidayatullah (Foto: Ist).

Ciputat – Ramai berita menyebar tentang tanggapan Al Muktabar terhadap isu Provinsi Banten sebagai daerah yang paling tidak berbahagia berdasarkan data statistik BPS.

Resha Hidayatullah yang merupakan mahasiswa UIN Jakarta, menyebut Al Muktabar terlalu meremehkan masalah ini. Pasalnya, Indeks kebahagian yang diukur oleh BPS merupakan sebuah kajian akademis yang seharusnya dijadikan sebuah informasi penting untuk membuat kebijakan yang pro terhadap masyarakat.

“Saya kira Al Muktabar terlalu menganggap remeh tentang isu ini. Saya bingung kok ada kepala daerah yang daerahnya bermasalah malah membuat statement yang seperti itu”, Ucap Resha, dalam rilis yang diterima redaksi. Kamis, (25/4).

Resha juga menjelaskan tentang dimensi dan indikator yang nantinya akan dijadikan sebagai variabel penelitian dalam indeks kebahagiaan tersebut.

“Kalau Al Muktabar mempertanyakan metodologinya maka sudah jelas ini menunjukan ketidaktahuaannya dalam permasalahan ini. Untuk mengukur indeks kebahagiaan itu ada 3 dimensi yaitu; kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup. Dari 3 dimensi tersebut ada indikator-indikator yang bisa dihitung. Artinya, dengan pengetahuan indeks kebahagiaan bisa di ukur. Dan memang betul konsep kebahagian itu akan selalu selaras dengan kesejahteraan” kata Resha

Dalam hal ini, Resha juga mengomentari tentang sikap Al Muktabar yang terlalu arogan dalam kepemimpinannya.

“Saya kira, PJ Gubernur kali ini terlalu arogan. Dia terlalu menganggap remeh masalah ini. Padahal masalah ini ada hubungannya dengan pembangunan ekonomi”, katanya.

Pasalnya, Provinsi Banten menurut Resha masih sangat bermasalah dalam pembangunan ekonominya. Ketimpangan dan kemiskinan masih menjadi isu prioritas yang harus di pikirkan oleh pemerintahan Provinsi Banten.

“Ya, bisa jadi variabel ekonomi dan pendidikanlah yang membuat Banten masuk dalam kategori Provinsi paling tidak bahagia”, kata Resha

Sebelumnya Al Muktabar menanyakan dengan meragukan hasil survei dari BPS dan GoodState tentang angka 68,08% yang menjadikan Banten dinobatkan sebagai Provinsi paling tidak bahagia.

Mengutip komentar Al Muktabar terkait isu ini kepada media, “Makannya itu selalu kita menayakan, yang tidak bahagia itu siapa, dan dimana. Apanya yang tidak bahagia,” kata Al Muktabar di KP3B, Senin (22/4).

Di akhir Resha juga menegaskan kritikannya terhadap Al Muktabar dan pejabat pemerintah Provinsi Banten untuk menguatkan sinergitas pemerintah dengan para akademisi.

“Pejabat jangan arogan, ilmu pengetahuan terus berkembang seiring berkembangnya metodologi penelitian. Inilah yang di sebut epistimologi dalam pengetahuan. Kalau pemerintah tidak kompeten dalam hal ini, setidaknya libatkan para akademisi untuk ikut berperan dalam membangun Provinsi ini. Kalangan akademisi banyak, selain dosen dan profesor mahasiswa juga akademis. Maka libatkan juga mereka untuk ikut serta dalam membangun gagasan terbaik untuk daerah ini”, ujar Resha

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *