Jagat Medsos Heboh, Predator Seks Dapat Penghargaan Dalam Gerakan Pramuka di Kota Tangsel

Jagat Medsos Heboh, Predator Seks Dapat Penghargaan Dalam Gerakan Pramuka di Kota Tangsel

Tangkapan layer status akun IG Muhammad Raa @boimbomi.

Serang – Jagat Media Sosial (Medsos) Instagram (IG) digegerkan dengan postingan Muhammad Raa dalam akun IGnya @boimbomi yang memposting tentang predator seks yang mendapatkan penghargaan Pancawarsa III oleh Kwarcab Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Postingan yang diposting pada Sabtu (21/9) telah mendapatkan ribuan suka dan komentar, postingan ini disertai dengan tulisan yang sudah dalam bentuk gambar dan tulisan. Akun @boimbomi dalam postingannya menuliskan status Seperti kata Kendrick, “the kids live tomorrow cause today the party just died”.

Selanjutnya akun @boimbomi juga menulis, ADDENDUM: Sudah sepuluh tahun dari kejadian, tidak ada lagi tenaga dari para korban untuk melawan, membawa ke APH, bahkan untuk bersuara. Mereka harus sudah berkelahi dengan kesibukan sehari-hari sambil mengucap serapah tiap mengingat nama pelaku. Tidak ada lagi yang perlu dibuktikan karena Kwarcab pun sudah mengakui kejadiannya.

Saya berbicara sebagai orang tua. Tidak ada lagi harapan organisasi ini untuk berbenah, memperbaiki diri. Memang harusnya gerakan ini segera mati saja. Tutupnya.

Dalam tulisan yang sudah dibuat menjadi gambar berbentuk slide, akun @boimbomi menulis tulisan dengan judul Selamat Tinggal Gerakan Pramuka.

Dalam slide pertama akun @boimbomi menulis, Hari ini saya marah besar mendengar ada predator seks diberikan penghargaan Pancawarsa III oleh Kwarcab Kota Tangsel. Gila rasanya jika saya diam, dan ini bukan pertama kali dalam setahun belakangan saya berbicara di forum. Kali ini. saya akan bersuara lebih.

Selanjutnya slide kedua akun @boimbomi menulis kronologis kejadian Pada 2010, kami dikejutkan dengan pengakuan adik-adik binaan kami di SMPN 3 Kota Tangerang Selatan, beberapa orang mengalami pelecehan seksual dari pembina kami semua, Heri Dedi Wijaya. Terkejut tak terkira karena selama ini penampilan dan kelakuannya selalu dibalut dengan kesalehan, tapi semua itu palsu. Dari beberapa orang menjadi belasan orang. Mereka mengaku dilecehkan dengan berbagai macam modus, diberikan terapi supaya fokus belajar, supaya lebih lancar ujian. Pengakuan pun tidak lagi hanya dari adik-adik kami; anak SMA dan mahasiswi anggota Pramuka pun bercerita bagaimana dirinya menjadi korban. Aksi bejatnya pun berbagai jenis: tangan menggerayangi tubuh, menindih dan mencium bibir korban. Bayangkan harus mendengar cerita ini langsung pada korban diselingi isak tangis mereka.

Tidak mungkin lagi kami tidak percaya.  

Pada slide ketiga, akun @boimbomi menulis pembelaan pelaku. Menurutnya pelaku mengatakan bahwa aksi bejat itu bukan dibawah pengaruh dia melainkan dari Jin Gua Hira. “Geli Mendengarnya.”

Kejahatannya terkuak. Ia kemudian dikeluarkan dari sekolah. Kwaran kami pun bersepakat untuk tidak menerima pelaku membina di wilayah kami.

Ternyata pelaku diterima oleh Kwaran lain, sekaligu oleh Kwarcab Kota Tangsel. Dan bukannya mereka tidak tahu akan kejadian tersebut; mereka menganggap bahwa ia tidak akan melakukannya lagi. Sudah kami peringatkan namun mereka memilih mendengar keterangan pelaku dan mempercayainya. Sambil memberikan pengawasan, kami pun memberikan kesempatan kedua kepada pelaku.

Pada slide keempat, akun @boimbomi menuliskan kembali pelaku berbuat bejat. Persetan, pelaku lagi-lagi berbuat bejat di acara Jambore Cabang 2016. Kali ini korbannya adalah anggota Saka Bhayangkara Tangsel. Untungnya kali ini ia ketauan public. Modusnya mirip, korban pun anak sekolahan juga. Kadung ketahuan umum, Kwarcab pun memberikan hukuman. Namun, untuk kejahatan yang diperbuat bukan sekali, tapi berkali-kali, bukan satu, tapi belasan korban, hukumannya terlalu ringan. Pelaku dinonaktifkan berpramuka selama 5 tahun saja. Hukuman ringan mungkin bisa diperdebatkan, tapi hari ini pelaku malah diberikan penghargaan Pancawarsa III. Saya rasa ini menghinakan korban dari akal sehat saya.

Sampai tahun lalu, masih ada korban yang bertemu berbagi trauma dan menceritakan mimpi buruk yang masih dia alami sejak pelecehan tersebut sampai saat ini.

Pada slide kelima, akun @boimbomi menulis alasannya keluar dari Gerakan Pramuka. Tidak ada lagi alasan kenapa saya harus bertahan menjadi anggota organisasi Pendidikan yang menaungi predator anak.

Dengan tegas hati, saya memutuskan untuk Keluar dari Gerakan Pramuka.

Buat apa lagi berbicara tentang Safe From Harm, ketika bahaya yang dimaksud malah diberikan penghargaan.

Saya memiliki seorang anak Perempuan, tak ada tanda-tanda komitmen bahwa organisasi ini serius melindungi anak terkasih saya dari predator macam dia.

Saya tidak akan membiarkan anak saya bergabung Gerakan Pramuka.

Pada slide keenam, akun @boimbomi memberikan himbauan. Wahai orang tua anak-anak dan peserta didik.

Gerakan ini diisi oleh pecundang yang tidak mau menjaga anak-anak anda dari predator; tidak ada komitmen keseriusan. Hanya retorika kosong.

Para pengurusnya hanya mementingkan nama baik mereka dan organisasi, bukan anak-anak anda. Isi hati mereka diisi oleh pujian terhadap diri sendiri, menghalau segala kritik dan saran agar mereka tidak terbebankan kewajiban memperbaiki diri.

Jikalau, semoga Allah melindungi kita semua, anak anda menjadi korban dari pelecehan seksual, gerakan ini tidak memprioritaskan anak anda.

Mereka merasa cukup memberikan hukuman ringan, lalu nanti akan memberikan penghargaan kepada pelaku yang merusak masa depan anda.

Selanjutnya pada slide ketujuh, akun @boimbomi melanjutkan menulis himbauannya. Pengurusnya yang lain pun tiada daya dan Upaya. Takut karena pimpinan Kwartir adalah pejabat; jika bersuara lebih kencang khawatir posisi dan jabatan mereka terganggu.

Masihkah anda yakin membiarkan anak anda masuk organisasi ini?

Saya sudah menunaikan tugas Amar Makruf Nahi Munkar. Organisasi ini tidak lagi bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

Pada slide kedelapan, akun @boimbomi menuliskan do’anya. Semoga kalian segera mati dalam keadaan jahiliyah.

Semoga pertanggung jawaban anda kepada Tuhan sulit dan berat.

Semoga para korban diteduhkan hatinya dari luka yang ia perbuatkan. Semoga para korban diampuni kemarahannya.

Semoga Allah menjaga kita semua dari segala bahaya dan predator seksual anak.

Semoga gerakan ini cepat mati dan diganti oleh mereka yang lebih baik dan menginginkan perbaikan.

I think it’s time for me to watch the party die

Pada slide terakhir (kesembilan), akun @boimbomi memposting sebuah gambar yang sudah diblurkan, hanya terlihat nama Heri Dedi Wijaya, S.Si yang mendapatkan penghargaan Pancawarsa III berasal dari Kwartir Ranting Serpong.

Hingga berita ini diturunkan, Sekretaris Kwarcab Kota Tangerang Selatan, Nandang yang dihubungi melalui sambungan pesan WhatsApp (WA) belum menjawab pesan yang dikirim sejak pukul 11.59 wib meski bertanda centang dua. Redaksi mencoba menghubungi melalui telpon WA pun tidak bisa terhubung dengan status memanggil. (Adityawarman)        

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *