Oknum Pengurus HNSI Bayah Bantah Ancam Wartawan

Oknum Pengurus HNSI Bayah Bantah Ancam Wartawan

Ilustrasi intimidasi terhadap Wartawan. Sumber google

Pria berinisial WM yang merupakan pengurus HNSI Kecamatan Bayah, membantah telah melakukan intimidasi terhadap salah satu wartawan banteneskpose.com yakni Odil alias Ade Abdul Rozak belum lama ini.

Kabar itu mencuat, setelah disinyalir adanya keterkaitan dengan pemberitaan soal penolakan dari ratusaan masyarakat pesisir khsusunya nelayan Bayah soal tambang pasir emas di Perairan Bayah – Cihara. Rencananya pertambangan itu akan dilakukan oleh PT GMC.

WM mengungkapkan, dirinya membantah telah melakukan intimidasi terhadap seorang wartawan bantenekspose.com yakni Odil. Dia mengaku, yang terjadi kemarin merupakan prosoalan pribadi bukan secara kelembagaan jurnalis/wartawan. Selain itu, dia juga membantah tidak pernah mengundang (Odil-red) untuk bertemu.

Berita terkait : Akibat Pemberitaan Penambangan Emas di Perairan Bayah, Oknum Pengurus HNSI Ancam Wartawan

“Begini ceritanya, Brog kan saudara odil. Ketemu di Bungkerek sama Odil, Brog bilang ke Odil, Dil kamu ditanyain sama bos tuh, kemudian odil nyari saya ke pada asih 1. Isteri saya ngomong katanya ada Odil kesini,” jelasnya, Sabtu (09/01/2021).

“Terus mau ngapain kata saya. Padahal saya belum ketemu ngobrol, lalu saya tanya ke Cumet. Met, mana saya minta nomor HP Odil ada gak? Dan saya telephon Odil, Kemudian Odil datang menemui saya,” imbuhnya.

Dalam pertemuan di Pada Asih 3 Kampung Pulomanuk, Desa Darmasari, Kecamatan Bayah. Dia mengaku, hanya mengingatkan secara pribadi, dan tidak berkaitan dengan kelembagaan. Kata WM, Odil datang silaturahmi secara pribadi, dan pada saat itu tidak menunjukan ID Card wartawan.

“Saya tidak bawa-bawa jurnalisnya ya, kalau kata jurnalis kayaknya luas secara pandang kita, dan kode etik jurnalisnya saya juga tahu. Jadi apa yang emang harus saya lakukan dan tidak saya lakukan saya tahu,” cetusnya.

WM menampik jika dalam perbincangan dengan Odil pada Jum’at (08/01/21) kemarin, ada sebuah perdebatan. Dia menilai, saat itu bukan perdebatan, melainkan hanya mengarahkan dan mengingatkan saja.

“Sama sekali tidak ada perdebatan, kalau perbedatan itu artinya ada perlawanan dari Odil, dan Odil bicaranya tidak kenceng, biasa-biasa saja. Intinya saya hanya mengingatkan secara pribadi. Kalau kelembagaan ngapain saya ngingetin lembaga,” kilahnya.

“Saya tidak memanggil, mungkin Brog punya inisiatif. Karena dalam hal ini pada prinsipnya saya mengingatkan odil, setelah dulu sebelum melangkah, karena saya tahu odil, 7 tahun ikut dengan saya. Jadi kesimpulannya ini harus dipertemukan,” ucapnya.

WM mengakui, dirinya sempat memberi saran kepada Odil untuk banyak belajar agar tetap profesional. Kecuali lanjut WM, kalau memang enggan profesional, tentu akan berbenturan dengan siapapun.

“Karena saya lihat, beberapa kali beritanya tanyang (Perihal HNSI-red), Odil tidak pernah ada konfirmasi ke saya kang. Awalnya saya fikir wajarlah karena beritanya masih lokal ya, artinya bukan media nasional, tak masalah kata saya. Akan tetapi, lama-lama kata saya, ini orang kok ngeyel amat tidak ada konfirmasi kesaya,” paparnya.

Karena itu WM menduga, ada motif lain dibalik semua itu, karena terlihat lebih cenderung ke persoalan pribadi mengenai urusan dengan seseorang diluar Odil.

“Kata saya lebih baik profesional, tidak usah dibelakang lah, ayo kita beresin. Mau bagaimana dengan saya juga ayo kita selesaikan dengan baik, yang penting clear masalahnya. Tak perlu perpanjang dengan hal-hal lain. Tapi maaf, urusan kebelakang mau beres kaya gini ayo, mau secara hukum juga ayo, tapi kan semuanya juga ada aturannya,” ungkap pengurus HNSI Bayah itu.

Dugaan Intimidasi

Wartawan BantenEkspose.com, Odil menceritakan bahwa dalam pertemuan tersebut, nada berbau ancaman terlontar saat dirinya diundang ke Kantor PT. Bayah Samudra Raya (BSR) di Kampung Pulomanuk Desa Darmasari Kecamatan Bayah. Odil mengaku, dirinya datang memenuhi undangan salah seorang pengurus HNSI untuk melakukan silaturahmi.

Dijelaskan Odil, pertemuan dikampung Pada Asih 3 Pulomanuk dengan pria berinisial WM terjadi sekira pukul 11:30 Wib, dan melakukan perbincangan kaitan masalah pertambangan emas PT. GMC, khususnya kaitan masalah penolakan yang disampaikan para nelayan.

Lanjutnya, ditengah perbincangannya, kata Odil, awalanya akan dilaporkan terkait pemberitaan. Namun kemudian berujung akan ditabrak oleh Oknum HNSI tersebut baik secara pribadi atau pun dengan menyuruh orang lain, jika dirinya (Odil, red) terus memberitakan penolakan tambang PT. GMC.

Odil mengakui, orang yang diduga pihak HNSI Bayah dalam pertemuan itu, mempertanyakan kebenaran dari ratusan nelayan yang dinyatakan dalam surat pernyataan. Kata Odil, bukti kaitan pemberitaan nelayan yang menolak itu ada. Bahkan, Jika memang merasa keberatan, maka ada tahapan yang bisa ditempuh oleh HNSI, yaitu hak jawab untuk meluruskan pemberitaan.

Odil membeberkan, oknum yang diduga pengurus HNSI itu menuduh ada motif lain dibalik pemberitaan tersebut. Padahal Odil menegaskan, dirinya murni untuk menyuarakan aspirasi masyarakat. Tentu menjadi sebuah kesalahan bagi seseorang yang berprofesi sebagai Wartawan, jika masyarakat yang memiliki aspirasi tidak dibantu.

“Saya sudah sampaikan bahwa saya sebagai wartawan, hanya menyuarakan aspirasi masyarakat, dan tidak punya motif lain,” paparnya.

Lebih lanjut, saat ini Odil mengaku belum berani keluar rumah untuk melakukan tugas peliputannya. Hal ini dikarenakan masih merasa was-was akan pengancaman tersebut.

“Jujur saja saya masih merasa was-was dengan ancaman itu, saya khawatir ancaman itu benar-benar dilakukan. Bahkan pas kemarin saya pulang usai pertemuan tersebut pun, saya benar-benar merasa dihantui akan ancaman itu. Apalagi saya sering melakukan peliputan sendiri,” tutur odil dengan nada kaku.

Sementara, Pimpinan Redaksi Bantenekspose.com, Saeroji mengungkapkan, pada Jum’at (08/01/21) sekitar pukul 11:11 Wib, wartawannya (Odil-red) telah memberi informasi kepadanya, jika akan melakukan pertemuan dengan WM di pada asih 3 menyangkut pemberitaan.

“Saya mengatakan, kita itu tetap pada kepentingan informasi publik terkait dengan penambangan emas di Perairan Bayah,” katanya

Kemudian kata Saeroji, sekira pukul 11:19, Odil memberi kabar bahwa dia sedang menunggu WM. “Saya bilang ke Odil, kalau memang pihak HNSI keberatan dengan pemberitaan, mereka juga punya hak jawab, dan setealh itu lama tak ada kontak lagi,” ungkapnya.

Namun sekira pukul 15:30 Wib, Saeroji mengatakan, tim redaksi Bantenekspose.con menginformasikan bahwa pada pertemuan itu, ada nada ancaman teehadap odil. Sehingga mengintruksikan untuk mem-blow up beritanya.

“Karena sedari awal, sebelum pertemuan Odil mengatakan bahwa ini menyakut pemberitaan. Kami hanya berpatokan pada persoalan yang menyangkut dengan keterkaitan pemberitaan saja,” jelasnya.

Soal pemberitaan yang diumat sebelum terjadi persoalan di lapangan, menurut Saehroji sudah dipelajari. Dalam narasi pemberitaan merupakan pendapat narasumber yang menyinggung pihak HNSI. Tidak ada opini dalam tulisan Odil tersebut.

“Akhirnya saya juga kontak ke HNSI Lebak, namun belum ada jawaban. Namun pemberitaan (Soal dugaan intimidasi) terus muncul. Kami sudah berulang kali konfirmasi ke HNSI Lebak karena ada keterkaitan narasumber yang kami konfirmasi itu menyinggung persoalan HNSI. Adapun ada pendapat dari senior di Malingping saya kira itu sah-sah saja,” tandasnya.

Lebih lanjut kata Saeroji, persoalan lingkungan kaitan tambang pasir sedot emas tersebut, bagi pihak media merupakan persoalan yang menarik untuk dipublikasikan. Mengingat publik perlu tahu

“Yang menyangkut persoalan lingkungan, tentunya bagi kami, ini sangat menarik dan publik harus tahu. Seperti apa kondisi di lokasi yang akan dijadikan penambangan tersebut. Hal itu sebetulnya yang menarik bagi kami. Makanya, kehadiran Odil dalam tulisan-tulisan itu juga, merupakan proyeksi dari redaksi,” ucapnya.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *